Select Language

Sunday, March 25, 2012

Unas & Pembajakan Kejujuran

by Hasyim Mustamin Batong on Saturday, June 18, 2011 at 10:08am ·


Kasus yang menimpa ibu Siami warga Jl. Gadel Sari Barat, Tandes Surabaya (9/6/2011) benar-benar sangat memperihatinkan. Dia yang tidak pernah membayangkan niatan tulusnya untuk mengajarkan kejujuran pada anaknya justru menuai protes dan pengusiran dari warga sekelilingnya. Kecurangan yang dilaporkannya ke Dinas Pendidikan Daerah Jawa Timur karena tidak bisa menerima terjadinya aksi nyontek besar-besaran pada saat pelaksanaan unas di tempat anaknya sekolah, justru berbuntut panjang.

Fenomena tersebut diatas memperlihatkan sepertinya kejujuran di negeri ini sudah sangat langka. Saking langkanya, hanya segelintir saja yang mampu dan berani melaungkannya. Kalaupun ada, pelakunya malah dibajak, diinterogasi dan harus menebus kejujurannya itu dengan biaya yang sangat mahal.


Sikap antagonis warga terhadap pelaku kejujuran seperti ini sangat berbahaya dan akan membuat jera atau kapok pelakunya. Orang akan enggan lagi bersikap jujur, dan lebih memilih diam. Kejadian seperti ini akan mengakibatkan trauma mendalam dan ketidakberanian bagi individu yang lain untuk menyuarakan terjadinya kemungkaran. Selain itu bisa juga menimbulkan mentalitas “pembiaran” masyarakat terhadap perilaku kejahatan lainnya seperti korupsi, kolusi dan gejala-gejala negatif sosial lainnya.

Jika ini dibiarkan terus menerus, maka kecurangan dan sikap tidak amanah pada akhirnya akan menjadi budaya. Berbagai perilaku negatif tidak perlu dirisaukan lagi oleh masyarakat. Indikasi seperti ini terbukti ketika dilaksanakannya Unas. Perilaku menyontek dan sebagainya sudah dianggap sebagai satu kebiasaan yang lumrah dilakukan, demi kelulusan ujian. Walhal, sikap-sikap sebegini tidak saja akan memberikan implikasi terhadap aspek kualitas capaian hasil pendidikan kita, tapi juga pada aspek-aspek kehidupan lainnya seperti politik, ekonomi dan sosial.

Ibaratnya, guru dan warga masyarakat yang membiarkan terjadinya kecurangan dalam setiap pelaksanaan ujian bak “bajak laut” yang mau cepat dapat untung dan memperoleh hasil maksimum yang menghalalkan segala cara. Apa yang menimpa Ibu Siami adalah salah satu diantara sekian orang jujur yang telah menjadi korban pembajakan itu. Sudah jatuh ketiban tangga pula.

Oknum guru dan orang tua yang bersekongkol membiarkan kecurangan dalam UN bukan saja telah membajak kejujuran ibu Siami, tapi secara tidak langsung telah membajak kompetensi anak-anak didik yang ingin dihasilkan dalam proses pendidikan. Alih-alih ingin membantu murid-murid mendapatkan kelulusan, padahal sebenarnya mereka telah mengukirkan dan mengajarkan praktek awal ketidakjujuran bagi masa depan anak-anaknya.
Wallahu a’lam

Anda sedang membaca artikel tentang Unas & Pembajakan Kejujuran dan anda bisa menemukan artikel Unas & Pembajakan Kejujuran ini dengan url http://hasyimustamin.blogspot.com/2012/03/unas-pembajakan-kejujuran.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Unas & Pembajakan Kejujuran ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Unas & Pembajakan Kejujuran sumbernya.

No comments: