Select Language

Thursday, December 6, 2012

Hijrah

Hari ini genap kita memasuki tahun 1433 H. Peristiwa hijrah yang terjadi 1431 tahun yang lampau itu menjadi tonggak awal peletakan bilangan awal tahun baru islam yang dirayakan oleh hampir seluruh umat Islam setiap tahunnya di seluruh dunia. Peristiwa ini mengingatkan dan mewariskan kepada kita dua Gerakan Besar (Big Movement) yang pernah terjadi dalam transformasi pergerakan pembebasan umat islam ketika itu.

Pertama, pembebasan kelompok minoritas muslim dari dominasi sistem pemikiran arab sebagai pengagum dan penyembah berhala; dan kedua, pembebasan fisik dan psikis umat islam dari tekanan politik, embargo ekonomi dan sosial kelompok dominan masyarakat arab kafir quraisy.

Kedua pola diatas nampaknya menjadi tesis perlunya ummat islam melakukan hijrah pada masa itu sehingga wajah islam masih bisa survival hingga hari ini. Inilah juga barangkali yang membedakan substansi nilai dan dasar episemologi peringatan tahun baru hijriah dan tahun-tahun baru di luar islam yang sering dirayakan oleh masyarakat pada umumnya.

Fenomena hijrah ini menjadi jelas menemukan pembenarannya untuk selalu diperingati oleh ummat islam setiap tahunnya di seluruh dunia, sebab nilai substansinya bukan hanya pada sekedar memperingati pengalaman historis perjuangan agama-yang pernah dilalui dan diukir oleh orang-orang yang terlebih dahulu masuk islam (al-sabiqun al-awwalun)pada masa dahulu. Tapi, memperingati peristiwa hijrah ini akan menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri bagi ummat islam hari ini untuk bersatu bergerak memulihkan kembali kekuatan energi kemurnian agama islam sebagai ajaran tauhid.

selain itu, peristiwa hijrah juga dapat membangkitkan semula semangat kesadaran internal ‘gerakan pembebasan’ ummat islam dari dominasi sekuler pemikiran barat, keterkongkongan terhadap faham keagamaan yang sempit, pelabelan sebagai agama teroris, pembebasan dari munculnya gerakan fundamentalisme keagamaan dan beberapa bentuk kemunculan kelompok keagamaan baru yang dianggap menyimpang dari ajaran islam yang sebenarnya.

Secara historis, kalau kita telusuri penentuan dari beberapa peringatan tahun baru yang peringatannya hampir bersamaan kali ini, memiliki akar dan nilai dari sebuah produk warisan tradisi dan agama yang mendasarinya; sama halnya dengan tahun baru islam. Tonggak awal bilangan tahun masehi misalnya dimulai sejak kenaikan isa al-masih ke langit yang memiliki nilai dan akar historis agama masehi (baca: kristen), tahun baru cina yang berakar dari warisan tradisi cina (timur), begitu pula tahun baru hijriyah yang merupakan produk  dari peristiwa hijrah perjuangan kelangsungan islam.

Justeru dari beberapa peringatan tahun baru kali ini terkesan perayaannya telah termodifikasi dan semakin tidak menampakkan identitasnya yang boleh membedakan nilai historisitas dari masing-masing warisan tradisi dan keagamaan yang ada.

Kalau dicermati peringatan tahun baru hijrah kali ini yang alih-alih hampir bersamaan waktu perayaannya dengan tahun baru yang lain, memiliki corak yang hampir sama dalam aktivitas perayaannya dengan peringatan tahun baru lainnya. Katakanlah misalnya di tahun baru masehi, tahun baru china dan tahun baru islam, ramai orang mengucapkan dan menyampaikan kado ucapan selamat tahun baru kepada keluarga dan handai taulannya baik melalui pesanan ringkas maupun secara langsung, saling mengundang acara makan-makan, dan tak jarang dalam perayaan tahun baru tertentu diadakan pula berbagai pesta dan pementasan musik yang berlebihan yang tidak sedikit produk hijrah (baca: Islam) turut ambil bagian di dalamnya.

Mestinya dari beberapa perayaan tahun baru ini diisi dengan kegiatan-kegiatan ke arah yang boleh menggerakkan aktivitas yang lebih bermakna dan mempersatukan. Malah kalau dilihat peringatan tahun baru hijrah  yang diadakan setiap tahunnya tidak memiliki nilai gerakan pembebasan yang sama dengan peristiwa hijrah yang lampau dan hanya diisi dengan kegiatan formal yang bersifat seremonial.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perayaan tahun baru islam seakan tidak lagi memiliki identitas sebagai produk hijrah. Keadaan ini menjadi semakin jelas ketika peringatan tahun baru islam menjadi sangat lemah semaraknya berbanding dengan peringatan tahun baru yang lain. Padahal peringatan tahun baru islam mestinya jauh lebih semarak sebab memiliki dasar historis dan epistemologis yang jelas dan mendalam maknanya yang boleh dikembangkan dan diarahkan pada bentuk evaluasi massal terhadap kondisi ummat islam saat ini yang bukan hanya semakin teralienasi dan termarginalkan oleh kekuatan budaya asing sekuler barat, tapi juga di lain sisi sudah mulai tercerabut dari akar historisnya.

Anda sedang membaca artikel tentang Hijrah dan anda bisa menemukan artikel Hijrah ini dengan url http://hasyimustamin.blogspot.com/2012/12/hijrah.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Hijrah ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Hijrah sumbernya.

No comments: