Select Language

Tuesday, December 18, 2012

Chatingan Dualisme dengan Prof. Mulyadhi Kartanegara



A alaikm prof.
12:38pmMulyadhi
wa'alaikum salam, apa kabar?
12:38pmHasyim
alhamdulilah prof. sehat
prof. sendiri ?
12:39pmMulyadhi
sehat-sehat aja. Malah merasa lebih sehat dari sebelumnya.
12:39pmHasyim
al-hamdulillah. boleh gak saat ol gini saya ngaji dg prof...
12:39pmMulyadhi
boleh aja... silahkan

12:40pmHasyim
t kasih. saya sedang mengkaji implikasi faham dualisme terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di indonesia
12:42pmHasyim
yg menjadi kekaburan saya adalah antara sekulerisme dan dualisme. apakah keduanya memiliki sejarah kemunculan yg berbeda?
12:44pmHasyim
mugkin prof ada maraji' yg membedah asal usul kedua faham ini?
12:45pmMulyadhi
Tentu saja. keduanya berbeda. dualisme di Barat dikembangkan lebih lanjut oleh Descartes (ada jiwa/pikiran dan tubuh). Sekularisme adalah penghapusan yang sakral dari yang profan.
12:47pmMulyadhi
tentunya ada, untuk sekularisme atau sekularisasi anda bisa baca buku Nasr, man and Nature dan buku saya Mengislamkan Nalar (Erlangga)
atau Pengantar Eipstemologi Islam bab 13 (Mizan),
12:49pmHasyim
iya prof. nanti saya cek. bisakah kita menarik kesimpulan bahwa pemikiran dualisme plato, aristoteles, descartes merupakan menjadi landasan terjadinya dualisme dalam setiap disiplin teori-teori keilmuan?
maksud saya keilmuan kontemporer termasuk pendidikan?
12:50pmMulyadhi
sebenarnya tidak, karena dualisme yang ada sekarang adalah antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non-agama (rasional). Dan ilmu rasional dalam tradisi ilmiah Islam meliputu bukan hanya yang fisik tapi juga non-fisik
12:54pmMulyadhi
saya sudah mengarang buku khusus untuk ini, judulnya integrasi ilmu.
susah tuk diterangkan di sini.
12:55pmHasyim
jadi tidak ada korelasi pemikiran dualisme descartes terhadap faham dualisme dalam beberapa pendekatan dan teori keilmuan kontemporer? dlm kerangka keilmuan islam sy bisa faham dg pendekatan prof dalam buku integrasi ilmu.
12:57pmMulyadhi
sekarang begini, dualisme Cartesian adalah antara mind dan body. di Barat aspek body (fisik)-nya yang diberi tekanan, aspek jiwanya, bahkan dalam psikologi, mulai disingkirkan karena tidak empiris...
12:59pmHasyim
jadi cartesian dualism itu tidak berdampak ke ilmu-ilmu sosial ug lain? sy melihat adanya teori2 dualisme dalam ilmu-ilmu politik, ekonomi termasuk pendidikan.
12:59pmMulyadhi
Tapi kalau kita bicara dikotomi ilmu di negeri kita adalah dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, dua pemilahan yang berbeda. Karena itu agak sulit menghubungkannya.
1:00pmHasyim
begitu prof ya.....
1:00pmMulyadhi
Tergantung apa yang anda bayangkan tentang dualisme ilmu di sini. apakah anda berbicara tentang dualismi ilmu agama dan ilmu umum, atau dualisme antara ilmu metafisik dan fisik. Mana yang ada dalam pikiran anda?
1:03pmHasyim

saya melihat pada aspek dualisme sebagai ideologi berfikir dan ingin menghubungkannya dengan perkembangan pemikiran dan praktek pndidikan.
1:06pmMulyadhi
Kalau minatnya pendidikan, maka kita harus mencari basis integrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Kita sebagai Muslim harus yakin bahwa alam fisik bukan realitas independen. Ia adalah ayat--tanda-tanda Tuhan. Masyarakat Barat telah benhenti men=mbaca alam sebagai ayat. in problemnya..
Sehingga sains kemudian bertentangan dengan agama...
1:08pmMulyadhi
Kalau kemudian kita kembali membaca alam sebagai ayat Allah maka dualisme akan terjembatani. Membaca alam adalah membaca ayat Allah, sebagaimna kita membaca al-Qur'an sebagai ayat Allah.
1:09pmHasyim
saya beranggapan bahwa sekulerisme dan kolonialisme mempertegas dualisme sebagai ideologi yang melihat segala sst serba dua. indikasinya di negri kita ada terbentuk dua kutub pemikiran keilmuan umum dan agama yg terinstitusi pada lembaga pendidikan. apakah tesis saya ini salah prof...?
1:11pmHasyim
saya ingin mengatakan bahwa dualisme pemikiran barat memberi implikasi tehdap dualisme pendidikan agama dan umum, dalam kehidupan politik adalah terjadinya sekularisasi negara dan agama.
1:12pmMulyadhi
tidak salah. Dalam buku saya Integrasi Ilmu dikatakan bahwa pemilahan antara ilmu agama dan ilmu non-agama sudah dikenal lama (al-Ghazali, Ibn Khaldun), tapi pemilahan yang tidak menolak status ilmiah masing-masaning, malah saling menguatkan. Dikotomi modern tentang ilmu agama dan umum kadang menafika status dan validitas keilmuan masing-masing. Ini yang berbahaya.
1:15pmHasyim
saya melihat dualisme sebagai ideologi yg menjadi basis pemikiran keilmuan barat. jadi dlm hal apakah saya bisa menggunakan pendektan historis dualisme di barat dalam menelusuri dualisme keilmuan dan kelembagaan di negara kita prof?
1:15pmMulyadhi
dalam ranah politik, sekularisme mengambil bentuk pemisahan agama dan negara, dalam ranah pemikiran' ia memisahkan antara yang empiris dan yang metafisik. kaum positivistik, menolak realitas metafisik/spiritual, dan karena itu mereka menolak otoritas kitab suci dan juga agama.
1:20pmMulyadhi
Dualisme tubuh-jiwa juga dikenal dalam tradisi ilmiah Islam, tapi bukan tujuan untuk menolak yang satu dan menguatkan yang lain. Tapi yang belakang terjadi di Barat adalah menolak aspek jiwanya dan menguatkan aspek tubuhnya. dan yang jiwanya disingkirkan sebagai ilusi. Mas maaf di KL sudah azan jadi saya harus berhenti untuk solat.. terima kasih.. wassalam.
1:21pmHasyim
saya jg di KL prof. saya jg mau sholat...bolh minta hpnya di indo atau maly prof?
1:21pmMulyadhi
malay 013 304 1665.
1:22pmHasyim
terima kasih prof. semoga ada kesempatan bisa ngaji lagi dg prof. semoga prof gak keberatan di lain waktu..assalamu alaikum

Anda sedang membaca artikel tentang Chatingan Dualisme dengan Prof. Mulyadhi Kartanegara dan anda bisa menemukan artikel Chatingan Dualisme dengan Prof. Mulyadhi Kartanegara ini dengan url http://hasyimustamin.blogspot.com/2012/12/chatingan-dualisme-dengan-prof-mulyadi.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Chatingan Dualisme dengan Prof. Mulyadhi Kartanegara ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Chatingan Dualisme dengan Prof. Mulyadhi Kartanegara sumbernya.

No comments: